Ketika gejolak melanda tangis yang pecah seakan membimbing ke arah petaka bahagia merasuki setiap relung doa khasanah kalbu menghilang kejam tersangkut di ranah hitamnya asa menjelma seiring rintih menyaut alam semesta bangkit dari ketidakmauan tuk terus berada pada posisi yang terkenang akan semua masa tertinggal tak mau menoleh barang sekejap karna sakit derita cukup dy yang bawa hahaha tidak teraih bukan berarti tak hendak cukup kurasa hingga kutegak berdiri tertopang pundak bidang berbau khas yang kusayang sampai ajal pun kutantang asal kewajiban terpenuhi manut pertanda setuju bukan tertindas oleh sikut paut marut celoteh penjaga warung menyeruak bising tanpa saring entah sudah berapa ribu kuping yang tersindir ngucap dalam sungging biarlah juga bukan tak terlawan tapi merasa tahu maklum waras putaran warna masih diarusnya tiada henti singgah melepas hawa desir desir rindu terperi di perputaran bias pikuk camuk di kepala membutakan pandangan resah yang tersirat membuat sadar betapa berat tergapai genggaman atur langkah tak perlu sungguh jauh tujuan cukup bersama terjalur pantas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar